Jumat, 13 Juli 2012

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

A.    Larutan
                        Larutan mempunyai peranan besar dalam kehidupan sehari-hari, tubuh kita menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Demikian pula hewan dan tumbuhan menyerap makanan dalam bentuk larutan. 
             Larutan tersusun dari pelarut dan zat terlarut  yang dimaksud dengan pelarut adalah umumnya kompenen larutan yang jumlahnya lebih banyak dan zat terlarut merupakan komponen larutan yang jumlahnya sedikit. Pada kebanyakan reaksi kimia, baik di laboratorium maupun di bidang industri pelarut yang lebih banyak digunakan adalah air. Banyaknya zat terlarut yang dibandingkan terhadap jumlah pelarut disebut konsentrasi larutan. 
             Pada permulaan abad ke-19 pengetahuan tentang larutan berkembang sangat pesat. Pada waktu itu para ilmuwan tertarik pada dampak arus listrik yang dialirkan melalui berbagai larutan. Pada saat itu pula telah diketahui ada larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dan ada larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
            Michael Faraday  adalah orang pertama yang menemukan bahwa bila arus listrik dialirkan melalui larutan asam atau basa, zat-zat itu akan terurai dan berkumpul pada elektroda-elektrodanya. Ia adalah orang pertama yang memberi istilah elektroda dan elektrolit. Elektroda meruapakan unsur padat yang dihubungkan langsung dengan sumber arus listrik, sedangkan elektrolit adalah zat-zat yang dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut dengan zat-zat non elektrolit. Larutan zat-zat elektrolit dalam air akan menjadi larutan elektrolit  sedangkan larutan zat-zat non elektrolit dalam air akan menjadi larutan non elektrolit.

B.     Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
            Pada tahun 1884, Svante August Arrhenius mengajukan teorinya, bahwa larutan elektrolit dalam air terionisasi ke dalam partikel-partikel yang bermuatan positif (kation) dan negatif (anion) yang disebut ion. Jumlah muatan ion positif akan sama fdengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan adalah netral. Ion-ion inilah yang bertugas menghantarkan arus listrik dalam  larutan elektrolit tersebut. Selanjutnya Arrhenius mengemukakan bahwa larutan elektrolit tidak selalu terdisosiasi secara sempurna dan terjadi untuk suatu elektrolit pada konsentrasi tertentu hanya sebagian kecil saja terionisasi (terdisosiasi) menjadi ion. Besar kecilnya ionisasi disebut derajat disosiasi yang bergantung pada harga konsentrasi larutan elektrolit dan jenis elektrolit.
Misalnya apabila kristal NaCl dilarutkan dalam air, maka oleh pengaruh air NaCl terurai (disosiasi) menjadi ion positif Na+ (kation) dan ion negatif Cl-  (anion) yang bebas bergerak. Ion-ion inilah yang bergerak sambil membawa muatan listrik ke dua ujung kawat (kutub elektrode) alat uji elektrolit.
            Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion dalam suatu larutan disebut proses ionisasi. Proses ionisasi merupakan salah satu cara menunjukan pembentukan ion-ion, umumnya ditulis tanpa melibatkan molekul air atau pelarut, namun terkadang molekul air dituliskan juga. Misalnya HCl yang dilarutkan dalam air dapat ditulis dalam dua persamaan:
HCl      H+ + Cl
HCl + H2O      H3O+     +       Cl
 CH3COOH   →    H+    + CH3COO
 CH3COOH + H2↔  H3O+    + CH3COO
            Ketika diberi beda potensial, Ion yang bermuatan negatif bergerak menuju anoda (+) sedangkan ion yang bermuatan positif bergerak menuju katoda (-) karena adanya perbedaan muatan. Aliran ion inilah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.  Senyawa seperti glukosa, etanol, gula tebu dan larutan urea dalam bentuk padatan, lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak mengalami ionisasi atau tetap dalam bentuk molekul.
Tabel Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan Elektrolit
Larutan Non Elektrolit
1.      Dapat menghantarkan listrik
2.      Terjadi proses ionisasi
(terurai menjadi ion-ion)
3.      Lampu dapat menyala terang atau redup dan ada gelembung gas
Contoh:
Garam dapur (NaCl)
Cuka dapur (CH3COOH)
Air accu (H2SO4)
Garam magnesium (MgCl2)
1.      Tidak dapat menghantarkan listrik
2.      Tidak terjadi proses ionisasi

3.      Lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas
Contoh:
Larutan gula (C12H22O11)
Larutan urea (CO(NH2)2
Larutan alkohol C2H5OH (etanol)
Larutan glukosa (C6H12O6)


C.    Pembagian Larutan
            Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya. Beberapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dengan baik meskipun konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan elektrolit kuat. Sedangkan larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar lemah meskipun konsentrasinya tinggi dinamakan elektrolit lemah.












          Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi (α) = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.
Contoh :
NaCl(s) → Na+ (aq) +  Cl- (aq)
Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
  • Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
  • Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
  • Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi  (α) =  0 < α <1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik).
Contoh :
CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)
yang tergolong elektrolit lemah:
a)      Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
b)      Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
c)      Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang akan mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut bersifat elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut bersifat non elektrolit.
            Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik. Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
-          Larutan urea
-          Larutan sukrosa
-          Larutan glukosa
-          Larutan alkohol dan lain-lain
Cara Menentukan Kekuatan Larutan Elektrolit
Kekuatan larutan elektrolit ditentukan oleh beberapa faktor :
  • Jenis larutan elektrolit, tentu saja elektrolit kuat dalam konsentrasi yang sama atau hampir sama mempunyai kekuatan jauh lebih besar jika dibanding larutan nonelektrolit. Sebab dalam larutan non elektrolit lemah hanya sebagian kecil larutan yang terurai menjadi ion2nya (misal dengan derajat dissosiasi = 0,00001 berarti yang terurai hanya  0,001% dari total konsentrasinya) sedangkan larutan elektrolit kuat hampir semuanya terurai (100% dari konsentrasi terurai)
  •  Kadar/Konsentrasinya, bila sama jenisnya (sama2 elektrolit lemah atau sama2 elektrolit kuat) kekuatan larutan elektrolit ditentukan oleh konsentrasinya...semakin besar konsentrasi maka semakin besar kekuatannya. karena semakin banyak yang mengion.
  • Jumlah ion yang terbentuk per molekul, konsentrasi larutan bukan satu2nya faktor yang mempengaruhi kekuatan larutan elektrolit....jumlah ion yang terbentuk per molekul pun juga punya pengaruh. sebagai contoh coba kalian perhatikan reaksi penguraian KCl dan CaCl2 pada contoh penguraian sebelumnya....dalam reaksi tersebut tiap satu molekul KCl menghasilkan 2 ion yaitu  satu ion K+ dan satu ion Cl- sedangkan dalam reaksi penguraian CaCl2 menghasilkan satu ion Ca+ dan dua ion Cl-....sehingga total Kcl menghasilkan 2 ion dan CaCl menghasilkan 3 ion.

Sumber Ion Dalam Larutan Elektrolit
            Ion-ion yang timbul dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu senyawa ionik dan senyawa kovalen polar. 
Senyawa Ionik
Senyawa ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk padat atau kering.
Misalnya NaCl dan NaOH. NaCl tersusun dari ion Na+ dan ion Cl¯ sedangkan NaOH tersusun dari ion Na + dan ion OH. Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion yang terikata dengan kuat, sehingga tidak ion-ion tersebut tidak mengalami mobilisasi ketika diberi beda potensial. Namun apabila senyawa ionik dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air, maka senyawa ionik adalah suatu elektrolit. Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat pada kisi terlepas kemudian segera masuk dan menyebar dengan air sebagai medium untuk bergerak. Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang yang dapat larut dalam pelarut polar seperti air dan lelehan senyawa ionik merupakan suatu elektrolit. Tetapi lelehan senyawa ionik memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding larutannya. Hal ini disebabkan susunan ion-ion dalam lelehan senyawa ionik lebih rapat dibanding dalam bentuk larutan, sehingga ion-ion yang ada lebih mudah atau lebih cepat bergerak menuju anoda dan katoda ketika diberi beda potensial. 

Senyawa Kovalen Polar
            Pada hakikatnya polarisasi atau pengkutuban muatan listrik dari suatu senyawa terjadi karena adanya perbedaan keelektronegatifan dari atom-atom yang bersenyawa. Semakin besar perbedaan keelektronegatifan semakin sempurna terjadi polarisasi. 
              Perbedaan keelktronegatifan dua atom yang membentuk molekul dwiatom menimbulkan molekul polar atau senyawa kovalen polar, secara keseluruhan merupakan partikel yang netral. Misalnya: HCl, NH3, CH3COOH. Senyawa tersebut dalam bentuk murninya merupakan penghantar listrik yang tidak baik (isolator) tetapi bila senyawa tersebut dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
              Senyawa-senyawa tersebut mempunyai kemampuan untuk larut dalam air disebabkan air merupakan molekul dipole atau dua kutub dan senyawa-senyawa tersebut bereaksi dengan air menjadi partikel bermuatan listrik atau ion-ion. Ion-ion ini dapat bergerak bebas dalam larutan (zig-zag) sehingga dapat menghantarkan arus listrik. oleh karena itu, larutan senyawa-senyawa kovalen polar juga merupakan larutan elektrolit. Jika ditinjau dari ikatannya larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen

Perbedaan elektrolit senyawa ion dan senyawa kovalen
Senyawa
Padatan/murni
Lelehan
Larutan
Ion
Non elektrolit
Elektrolit
Elektrolit
Kovalen
Non elektrolit
Elektrolit
Elektrolit

Tabel Perbedaan dari elektrolit kuat (a),elektrolit lemah (b) dan non elektrolit (c) non elektrolit
Jenis Larutan
Sifat dan Pengamatan Lain
Contoh Senyawa
Reaksi Ionisasi
Elektrolit Kuat
·         terionisasi sempurna
·         menghantarkan arus listrik dengan daya yang kuat
·         lampu menyala terang
·         terdapat gelembung gas banyak
·         tidak ada molekul dalam larutan
·         Derajat disosiasi (α) = 1
NaCl, HCl,
NaOH,
H2SO4, dan KCl
NaCl   Na+ + Cl-
NaOH Na+ + OH-
H2SO
2H+ + SO42-
KCl
K+ + Cl-
Elektrolit Lemah
·         terionisasi sebagian
·         menghantarkan arus listrik dengan daya lemah
·          lampu menyala redup
·         Masih terdapat gelembung gas sedikit
·         ada molekul dalam larutan
·         Derajat disosiasi
       (α) =  0 < α <1
CH3COOH, NH4OH,
HCN, dan Al(OH)3
CH3COOH  H+ + CH3COO-
HCN
H+ + CN-
Al(OH 3
Al3+ + 3OH-
Non Elektrolit
·         tidak terionisasi
·         tidak menghantarkan arus listrik
·         lampu tidak menyala
·         tidak terdapat gelembung gas
·         Molekul utuh dalam larutan  
C6H12O6, C12H22O11,
CO(NH2)2, dan C2H5OH
C6H12O6, C12H22O11,
CO(NH2)2, dan C2H5OH

Reaksi Ionisasi Larutan Elektrolit
Berdasarkan keterangan sebelumnya telah kita ketahui bersama bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena dapat mengalami reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak mengalami reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik. Pertanyaan yang timbul sekarang adalah bagaimana cara menuliskan reaksi ionisasi larutan elektrolit? Silakan mengikuti pedoman penulisan reaksi ionisasi berikut ini.
Kita dapat dengan mudah menuliskan reaksi ionisasi suatu larutan elektrolit hanya dengan mengikuti pedoman penulisan reaksi ionisasi larutan elektrolit. Anda harus memahami pedoman tersebut jika ingin bisa menuliskan reaksi ionisasinya.
Pedoman penulisan reaksi ionisasi sebagai berikut.
1. Elektrolit Kuat
a. Asam kuat
Hx Z (aq)    → x H+(aq)  +  Zx–(aq)
Contoh:
·         HCl(aq)  → H+(aq)  +  Cl–(aq)
·         H2SO4(aq) → 2 H+(aq)  +  SO42–(aq)
·         HNO3(aq) → H+(aq)  +  NO3(aq)
b. Basa kuat
M(OH)x(aq)-> Mx+(aq) + x OH(aq)
Contoh:
·         NaOH(aq)-> Na+(aq) + OH(aq)
·         Ba(OH)2(aq)-> Ba2+(aq) + 2 OH(aq)
·         Ca(OH)2(aq)-> Ca2+(aq) + 2 OH(aq)
c. Garam
MxZy(aq)-> x My+(aq) + y Zx(aq)
Contoh:
·         NaCl(aq)-> Na+(aq) + Cl(aq)
·         Na2SO4(aq)-> 2 Na+(aq) + SO42–(aq)
·         Al2(SO4)3(aq)-> 2 Al3+(aq) + 3SO42–(aq)

2. Elektrolit Lemah
a. Asam lemah
HxZ(aq) x H+(aq) + Zx(aq)
Contoh:
·         CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO(aq)
·         H2SO3(aq) 2 H+(aq) + SO32–(aq)
·         H3PO4(aq) 3 H+(aq) + PO4(aq)
b. Basa lemah
M(OH)x(aq) Mx+(aq) + x OH(aq)
Contoh:
·         NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH(aq)
·         Al(OH)3(aq) Al3+(aq) + 3 OH(aq)
·         Fe(OH)2(aq) Fe2+(aq) + 2 OH(aq)

RANGKUMAN
·         Larutan elektrolit ialah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
·         Larutan non elektrolit ialah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
·         Larutan elektrolit terbagi dua yaitu: larutan elektrolit lemah dan elektrolit kuat.
·         Senyawa kovalen polar dalam bentuk murninya merupakan penghantar listrik yang kurang baik tetapi dalam larutannya merupakan penghantar listrik yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Goenawan. O, Kimia 2A, Grasindo, Jakarta, 1999.
Ucu Cahyana, dkk, Kimia 2A, Piranti, Jakarta, 2002.
Priscilla Retnowati, Seribu Pena Kimia SMU Kelas 2,Erlangga,Jakarta,1999.
Ralph H, Petaruci, Kimia Dasar Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 1999.
Omay Sumarna, dkk, Kimia untuk SMA Kelas X, Regina, Bogor, 2004.
Unggul Sudarmo, Kimia untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta, 2004.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar